SOSIALISASI PEMILAHAN SAMPAH DAN PEMBELAJARAN PENGOLAHAN PUPUK KOMPOS DI DESA CIJERUK KAB. BOGOR


KABARPENANUSANTARA.WEB.ID

BOGOR - Sampah sering sekali menjadi masalah di masyarakat terutama di Desa Cijeruk Kabupaten Bogor Jawa Barat. Hal tersebut diketahui ketika mahasiswa KKN Gemadesa yang mengadakan kunjungan ke wilayah Rt01/Rw01, kemudian hasil yang didapatkan bahwa sampah tersebut di kelompokkan masih dalam satu wadah, sehingga warga pun belum mengetahui jenis-jenis sampah berdasarkan golongannya. “Di daerah saya ini masyarakat belum bisa memilah antara sampah organik, anorganik, B3, dan residu. Jadi saya meminta bantuan kepada mahasiswa KKN Gemadesa untuk membantu mengedukasi warga”. Ujar Rt 01, Cijeruk ( 29/09/2025 )


Sosialisasi di paparkan oleh tiga mahasiswa program studi ekonomi syriah universitas nahdlatul ulama indonesia yang terdiri dari, Jordy Risky Pratama Hasibuan, Ayuni Pradita Putri, dan M. Rizal Efendi. Mahasiswa memaparkan materi mengenai pemilihan sampah dan pupuk kompos berserta contohnya. Dalam pembahasannya, Sampah organik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik. Sifat sampah

organik adalah tidak tahan lama dan cepat membusuk. Biasanya sampah jenis ini berasal

dari makhluk hidup. Contohnya adalah sayur-sayuran, buah-buah yang membusuk, sisa

nasi, daun, dan sebagainya. Untuk Sampah anorganik adalah bahan yang sifatnya tahan lama dan sukar membusuk. Contoh bahan-bahan anorganik adalah bahan logam, plastik, kaca, karet, dan kaleng. Kemudian untuk sampah B3 adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Sampah jenis ini berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan makhluk hidup baik secara langsung maupun tidak. Contohnya adalah Seperti sampah medis, samoah elektronik dan sampah mudah meledak, terbakar, iritasi dan lainnya. Terakhir sampah residu yang dimana sampah tersebut tidak bisa di daur ulang kembali. Contohnya seperti bekas popok anak bayi (pempres), dan puntung rokok. Dari hasil edukasi tersebut warga mulai di sarankan untuk membuat tempat sampah dengan empat golongan tersebut. Sampah organik berwarna hijau, sampah anorganik berwarna kuning, sampah B3 berwarna merah, dan sampah residu berwarna abu-abu. Namun, apabila warga mengalami kesulitan dalam pembuatan tempat sampah, warga diperkenankan untuk membeli trash bag atau kantung plastik besar. 


Ketiga mahasiswa tersebut juga mengedukasi terkait pupuk kompos dari hasil pemilahan sampah organik. Selain sampah organik ada juga bahan yang dibutuhkan seperti sampah coklat yaitu adalah dedaunan kering, serbuk kayu, dan kardus. Selain itu bahan yang di gunakan itu ada tanah gembur dan juga cairan EM4 yang dapat membantu mempercepat proses pengomposan.


“Saya juga pernah membuat pupuk kompos dan berhasil akantetapi saya tidak menggunakan EM4 melainkan menggunakan air cucian beras”. Ujar Pak ajul selaku warga setempat. Perbedaan antara edukasi mahasiswa dengan pak ajul terdapat perbedaan dibagian cairannya yang dapat mempercepat proses mikroorganisme agar pengomposan cepat selesai. Namun keduanya memiliki waktu yang berbeda, untuk cairan EM4 berkisar antara 1 sampai 2 bulan, namun untuk kompos dengan menggunakan air cucian beras bisa lebih dari 2 bulan.


Mahasiswa mengharapkan dengan adanya sosialisasi pemilihan sampah dan pembelajaran pupuk kompos masyarakat bisa lebih selektif dalam memilih sampah dan membuat kompos. Besar harapannya Desa Cijeruk dapat menjadi desa yang asri dan bersih. ( Achmad )


Sumber Rilis/ Penulis:

 Jordy Risky Pratama Hasibuan, Program Studi Ekonomi Syariah, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama