Kuningan, KabarPenanusantara.web.id – Pengurangan cabang olahraga (cabor) di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2025 mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan di Kabupaten Kuningan. Keputusan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) yang memangkas sejumlah cabor dipertanyakan, dan dinilai berpotensi mengurangi peluang atlet muda untuk berkembang.
Para pelatih dan atlet di Kabupaten Kuningan mengaku kecewa dengan keputusan tersebut. Sejumlah cabor yang dihilangkan, seperti Atletik Kids, Bulutangkis, dan Renang di tingkat SD/MI, serta Senam di tingkat SMP/MTs, selama ini menjadi ajang pembibitan atlet muda dan wadah untuk mengasah bakat. Pengurangan cabor ini dinilai dapat menghambat perkembangan atlet muda, khususnya di daerah.
“Ini adalah berita buruk bagi para atlet muda. Banyak anak berbakat yang mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi melalui O2SN. Sekarang, setelah beberapa cabor dihapus, mereka kehilangan kesempatan untuk menunjukkan bakat mereka,” ujar Iman, Guru Olahraga di Kabupaten Kuningan.
Senada dengan Iman, Ibu Hilda, orang tua dari seorang atlet muda yang bercita-cita menjadi atlet renang, juga menyayangkan keputusan pengurangan cabor tersebut.
“Anak saya sangat bersemangat berlatih renang untuk O2SN, tapi sekarang cita-citanya terancam terputus. Cabor renang sudah dihapus, jadi dia tidak lagi punya peluang untuk bersaing di tingkat nasional,” keluh Hilda.
Keputusan BPTI ini juga membuat para pelatih di Kabupaten Kuningan bingung dan bertanya-tanya. Mereka berharap BPTI bisa memberikan penjelasan yang lebih detail mengenai alasan pengurangan cabor, dan bagaimana langkah selanjutnya untuk mengembangkan bakat atlet muda tanpa cabor tersebut.
"Kami belum menerima informasi resmi dari BPTI, dan tidak tahu apa pertimbangannya. Namun, kami berharap ada solusi yang baik untuk mengatasi masalah ini, agar peluang atlet muda tetap terbuka,” ujar Pak Rizal, pelatih bulutangkis di Kuningan, mengungkapkan keprihatinan dan keinginannya untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
Pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan langkah konkret untuk mendorong dan memperjuangkan keberlangsungan cabor yang dihapus di O2SN. Khususnya mengangkat isu ini ke forum nasional dan berkoordinasi dengan BPTI untuk mencari solusinya.
"Kami harus bersama-sama mencari jalan keluar dari masalah ini. Kita tidak boleh menyerah dan harus fokus pada mendorong perkembangan atlet muda, walaupun menghadapi tantangan baru," ujar Pak Uu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, menyatakan siap berjuang untuk masa depan atlet muda di Kuningan.
:Donie

Posting Komentar